Wednesday 13 August 2014

Kebudayaan Kota Kediri

Pesona Pariwisata dan Seni Budaya
di Kabupaten Kediri
Kabupaten Kediri dikenal sebagai daerah yang kaya akan obyek wisata dengan daya arik wisata yang sangat alami dan seni budayanya. Di sana pula pernah berdiri sebuah kerajaan yang mempunyai nilai sejarah yang selalu dikenang oleh bangsa Indonesia umumnya dan Jatim khususnya. Dan kalau ada wisatawan yang berkunjung di kabupaten tersebut, mereka tidak lupa membeli oleh-oleh khas daerah itu yakni “Tahu Kediri”.
Ada 8 daerah wisata potensial di sana masing-masing : Gereja Poh Sarang , Bendung Gerak, Candi Tegowangi, Taman Wisata Ubalan, Wisata Alam Gunung Kelud , Kawasan Wisata Besuki , Candi Surowono dan Wisata Sri Aji Joyoboyo. Sedangkan seni budaya tradisional juga cukup banyak di antaranya : Jaranan , Tayub , Kentrung, Jemblung, Tiban, Reog Kendang, Reog Dadak Merak, Wayang Kulit, Wayang Krucil , Samroh, Pencak Silat, Karawitan, Campursari dan Cungkir.
Khusus untuk Cungkir, adalah alat musik yang dibuat dari bambu berlaras seperti gamelan. Cungkir juga merupakan kesenian khas karena dalam permainan musiknya menyajikan gending seperti karawitan dan merupakan musik alternative sesudah gamelan. Para wisatawan yang ingin datang dan melihat wisata dan seni budaya Kediri tidak perlu khawatir dengan tempat tinggal dan makanan di sana. Oi Kediri tercatat banyak hotel yangrepresentative dan hotel kelas menengah serta puluhan rumah makan yang tersebar di berbagai lokasi.
Salah satu tempat wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah kawasan wisata Sri Aji Joyoboyo. Letaknya, berada kurang lebih 15 Km dari pusat kota dan bisa ditempuh dengan kendaraan kira-kira 15 men it. Di tempat tersebut merupakan sejarah atau tempat pamuksan Raja Sri Aji Joyoboyo yang dikenal sebagai Raja Kediri abab XII dengan ramalan “Jongko Joyoboyo”.
Para wisatawan yang datang ke sana bias melihat peninggalan sejarah berupa: Sendang Tirto Kamandanu, Palinggahan Mpu Bharada dan area Thotok Kerot. Para wisatawan hamper setiap hari selalu datang dan kebanyakan adalah peziarah. Puneak kedatangan wisatawan terjadi pad a upaeara prasesi ritual tanggal 1 sura. Kemudian di Keeamatan Pare ada wisata budaya Candi Surawono yang terletak lebih kurang 28 Km atau 50 menit perjalanan dari Kota Kediri. Bangunan eandi merupakan hasil karya peninggalan sejarah sebagai tempat penyueian Raja Wengker, salah satu raja pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Mojopahit.
Di dekat eandi itu juga ada sungai bawah tanah dengan air jernih
yang bercabang-cabang. Di tempat lainnya juga ada Candi Tegowangi yang terbuat dari batu andesit dan terletak di Plemahan kurang lebih 25 Km atau perjalanan 45 menit dari Kediri. Menurut Kitab Negara Kertagama dan Pararaton, eandi ini merupakan monumen Kerajaan Mojopahit era pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Relief candi di sana meneeritakan wayang purwo dengan tokoh Sudamala.
Selain itu ada wisata religi yakni wisata Puh Sarang yang terletak 6 Km dari pusat kota. Obyek wisata umat Katolik ini terdapat Gereja tua yang unik yakni perpaduan arsitektur Erapa dan Majapahit. Obyek wisata di sana ada Goa Maria Lourdes, Jalan Salib Bukit Goigota, Taman Kana, Bumi Perkemahan Bukit Tabor, Gedung Serba Guna dan Wisma Betlehem serta Wisma Hening sebagai tempat penginapan wisatawan . Wisatawan yang mengunjungi obyek ini setiap waktu untuk Misa Novena dan setiap malam Jumat legi untuk tirakatan doa bersama serta berwisata.
Bagi wisatawan yang senang dengan keindahan alam pegunungan bisa datang ke wisata alam Gunung Kelud. Obyek wisata di sana sangat indah dan bias melihat Kelud yang masih aktif dan yang baru-baru ini sempat dikabarkan akan meletus.
Dengan ketinggian kurang lebih 1.730 meter, panorama pegunungan yang alami, indah dan sejuk membuat obyek wisata ini sangat menarik khususnya untuk para wisata yang mempunyai jiwa petualang. Di tempat tersebut bisa dijumpai lintas alam, panjat tebing, bumi perkemahan, terowongan menuju kawah, mandi air panas sangat bermanfaat untuk kesehatan badan dan perkebunan Margomulyo.
Kemudian juga ada kawasan wisata Besuki Irenggolo yang letaknya kira-kira 20 Km dari arah Kediri. Ada lima obyek yang bisa dinikmati oleh para wisatawan yaitu air terjun Dolo, wana wisata hutan pinus, taman yang indah, arena bermain anak-anak dan bumi perkemahan.
Para wisatawan juga bisa melihat taman wisata Bendung Gerak yang dekat dengan pusat kota. Di sana ada bendungan yang panjangnya 150 meter dan digunakan sebagai pengendali air sungai Brantas. Bendungan ini juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti : perahu motor dan sepeda air, kolam pancing dan kolam renang,driving range padang golf, mainan anak-anak, taman air yang indah dan asri serta panggung gembira.


Makanan Khas Kediri
Gethuk Pisang. Selain tahu kuning, Kediri juga terkenal dengan salah satu camilan khasnya Getuk Pisang. Konon gethuk pisang adalah camilan tradisional warisan turun temurun dari zaman kerajaan. Bahkan Dewi Sekartaji, putri dari kerajaan Jenggala (pecahan dari kerajaan Kediri) sangat menyukai gethuk pisang ini.
Tidak seperti gethuk pada umumnya yang biasa terbuat dari singkong, ubi atau sukun, gethuk pisang ini terbuat dari pisang. Pisang yang digunakan pun dipilih jenis pisang raja nangka. Pisang raja nangka dipilih karena memiliki citarasa yang khas, berbeda dengan pisang pada umumnya. Rasa manis-asam yang khas, dan teksturnya yang agak keras membuat jenis pisang ini tidak lembek ketika dikukus.


Gethuk Pisang Camilan Khas Kediri
Gethuk Pisang
Camilan Khas Kediri

Untuk membuat gethuk pisang, biasanya dipilih pisang raja nangka yang tidak terlalu matang, agar tekstur gethuk nanti lebih padat. Tidak sulit membuat gethuk pisang. Setelah dibersihkan pisang raja nangka dikukus untuk kemudian dihancurkan selagi panas, sambil diberi sedikit gula, garam dan vanili. Kemudian baru dibungkus dengan daun pisang layaknya lontong, dengan menyematkan potongan lidi di ujung-ujungnya. Agar aroma daun semakin kuat, kukus kembali gethuk yang sudah dibungkus daun pisang.
Tak hanya rasa gethuk pisang yang enak, kandungan gizinya pun juga sangat baik untuk tubuh. Mulai dari kandungan kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, Vitamin C.
Jika berkunjung ke Kediri tidak sulit menemukan gethuk pisang. Di toko oleh-oleh seperti di kawasan jalan Yos Sudarso, Patimura, Dhoho, atau di kios oleh-oleh di daerah Braan (perbatasan kab. Kediri, Kab. Jombang dan Kab. Nganjuk), bisa juga di kios-kios kecil di kota Pare, bahkan di pedangang asongan di terminal.
Gethuk pisang dijual dengan harga yang relatif murah. Harganya berkisar antara Rp 2.500 sampai Rp 5.000 per buah. Mengingat bahan dan cara pembuatannya yang masih tradisional, gethuk pisang tidak lama bertahan. Antara 3-5 hari jika disimpan di suhu ruangan, dan 2 minggu jika disimpan di dalam lemari es.
Kerupuk Upil
kerupuk upil
Kerupuk Upil. Kerupuk ini begitu sederhana, baik dari bahan-bahan komposisinya, cara pembuatannya, maupun harganya pun tak kalah sederhana alias murah meriah sekali. Di daerah Kediri, kerupuk ini biasa disebut kerupuk upil. Bukan jorok ya… Pada awal dibuatnya kerupuk ini, kerupuk ini dibuat dengan ukuran kecil-kecil, dan rasanya cenderung asin. Rasa asin inilah yang diidentikkan oleh anak-anak desa sebagai upil (kotoran hidung).
Tak sulit menemukan bahan baku kerupuk upil ini. Hanya tepung tapioka, garam, dan bawang putih. Seperti proses pembuatan kerupuk pada umumnya, setelah diuleni, adonan dikukus untuk kemudian diiris dan dijemur dibawah sinar matahari.
Proses penggorengannya pun tak kalah sederhana, tak perlu berliter-liter minyak untuk menggoren kerupuk upil ini. Warga di Kediri biasanya menggoreng menggunakan pasir panas yang sebelumnya sudah dibersihkan.
Ciri khas Kota Kediri
Ciri khas dari Kota Kediri sendiri adalah Monumen SImpang Lima Gumul yang terletak di desa Paron , Kediri. Bangunan ini menyerupai bangunan yang ada di Paris, Perancis yang bernama Arc de Triomphe 

Jika Arc de Triomphe dibangun untuk menghormati para pejuang yang bertempur dan mati bagi Perancis dalam Revolusi Perancis dan Perang Napoleon, namun belum ada kejelasan mengapa dan untuk menghormati siapa Monumen Simpang Lima Gumul Kediri ini dibangun. Dalam beberapa sumber menyebutkan, bahwa didirikannya monumen ini dikarenakan terinspirasi dari Jongko Jojoboyo, raja dari Kerajaan Kediri abad ke-12 yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri.
SUMBER: 

No comments:

Post a Comment